Dalam Islam, ada ungkapan yang sangat populer mengenai peran seorang ibu, yaitu “Al-ummu madrasatul ula” yang berarti “Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama”. Ungkapan ini menekankan bahwa ibu memiliki peran penting sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan oleh ibu akan menjadi pondasi dasar bagi perkembangan karakter, moral, dan intelektual anak.

Salah satu hadis yang sering dikaitkan dengan peran ibu sebagai pendidik adalah sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan pentingnya penghormatan kepada ibu. Rasulullah SAW bersabda:

Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu.”— (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan betapa besar peran dan tanggung jawab seorang ibu dalam membentuk generasi yang baik. Tiga kali penekanan pada “ibu” menunjukkan bahwa pendidikan yang diberikan oleh ibu sangat mempengaruhi kehidupan seorang anak.

Sejak lahir, anak pertama kali mengenal dunia melalui kasih sayang dan didikan ibunya. Dalam hal ini, ibu disebut sebagai guru pertama karena ia yang menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan, mengenalkan bahasa, perilaku, hingga membentuk kepribadian anak. Semua pelajaran awal ini menjadi pondasi bagi perkembangan anak di masa depan.

Seorang ibu adalah sumber utama pembelajaran pertama bagi anak. Mulai dari mengajarkan hal-hal sederhana seperti berbicara, berjalan, hingga bagaimana bersikap kepada orang lain. Ibu berperan sebagai mentor yang mendampingi setiap langkah awal anak dalam memahami dunia sekitarnya. Pendidikan awal yang diberikan ibu tidak hanya tentang keterampilan fisik atau akademik, tetapi juga nilai-nilai moral dan sosial. Ibu mengajarkan pentingnya empati, kejujuran, kerja keras, dan rasa hormat. Melalui interaksi sehari-hari, anak belajar tentang cinta, rasa percaya diri, dan bagaimana membangun hubungan dengan orang lain.

Selain itu, Sayyid Qutb, seorang ulama dan cendekiawan Muslim terkenal, pernah mengatakan:

“Jika kamu mendidik seorang laki-laki, maka kamu mendidik seorang individu. Namun, jika kamu mendidik seorang perempuan, maka kamu mendidik sebuah generasi.”

Pernyataan ini menggaris bawahi bahwa ibu, yang berperan dalam mendidik anak-anaknya, berperan lebih luas dari sekadar mendidik seorang individu. Apa yang dia tanamkan kepada anak-anaknya akan membentuk perilaku, nilai, dan moral generasi berikutnya.

Dalil lain yang memperkuat pentingnya peran ibu adalah firman Allah dalam Al-Qur’an, surah Luqman ayat 14, di mana Allah berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.”— (QS. Luqman: 14).

Kasih sayang ibu menjadi elemen kunci dalam pembelajaran anak. Ibu menciptakan lingkungan yang penuh cinta, yang memungkinkan anak merasa aman untuk belajar dan bereksplorasi. Dalam suasana yang hangat dan mendukung, anak-anak lebih mudah menerima pembelajaran dan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan. Saat ibu merawat anak dengan penuh perhatian, anak belajar bagaimana caranya peduli terhadap orang lain. Sikap kasih sayang ini kemudian akan diteruskan oleh anak dalam hubungan sosial mereka di luar rumah.

Seorang anak biasanya akan meniru perilaku yang dilihatnya sehari-hari dari sang ibu. Ini menunjukkan bahwa ibu adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Kebiasaan-kebiasaan baik seperti kejujuran, disiplin, serta tanggung jawab akan dengan mudah ditiru anak jika ibunya juga menunjukkan hal-hal tersebut. Misalnya, ketika seorang ibu rajin membaca, anak akan cenderung meniru kebiasaan ini, dan dengan sendirinya akan tumbuh minat belajar dan rasa ingin tahunya. Begitu pula dengan nilai-nilai moral, seperti bersikap sopan, menghargai orang lain, dan menjaga kebersihan, semua itu sebagian besar diperoleh anak dari ibunya yang menjadi contoh nyata dalam kesehariannya.

Ibu tidak hanya sekedar sosok yang merawat dan mengasuh anak secara fisik, tetapi juga seorang pendidik yang membentuk kepribadian dan masa depan anak. Sebagai madrasatul ula, ibu memegang tanggung jawab besar dalam memberikan pendidikan awal yang menyeluruh, mencakup aspek moral, spiritual, emosional, dan intelektual. Melalui kasih sayang, teladan, dan bimbingan yang diberikan, seorang ibu membantu menciptakan generasi yang kuat, berakhlak mulia, dan beriman kepada Allah SWT. Peran ini menjadi sangat mulia dan besar, sebagaimana Islam mengajarkan pentingnya menghormati dan memuliakan ibu, karena pendidikan yang diberikannya menjadi pondasi utama bagi anak dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan kesempatan.

Dengan landasan dalil dari Al-Qur’an, hadis Rasulullah SAW, dan perkataan para ulama, jelas bahwa ibu adalah madrasatul ula, sekolah pertama yang menjadi dasar pendidikan bagi setiap individu. Apa yang ibu tanamkan di masa-masa awal kehidupan akan mempengaruhi karakter, akhlak, dan kepribadian anak-anaknya di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *