The Story of Kurban LAZ Al Bunyan 1442 H

Tidak berbeda dari tahun 2020 lalu, kurban tahun ini masih di warnai dengan pandemi covid-19 bahkan status second wave membuat pemerintah memberlakukan PPKM yang menjadikan suasana kurban menjadi lebih sepi. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurungkan niat bagi LAZ Al Bunyan untuk tetap melaksanakan idul kurban. Sebab apapun keadaannya kurban bukan soal ramai atau sepi, melainkan bentuk ketaatan kita terhadap Allah SWT. Banyak fadhilah yang bisa di dapatkan bagi siapapun yang berkurban. Peluang yang kami berikan kepada Sahabat Kebaikan untuk berkurban di Al Bunyan pun InsyaAllah akan memberikan manfaat yang lebih besar dan menambah keberkahan.
 
Pelaksanaan kurban LAZ Al Bunyan tahun 1442 H dilakukan dua hari berturut turut di beberapa titik Jawa Barat, terutama di Kota Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Bogor. Hal ini karena perjalanan Al Bunyan untuk menjadi LAZ provinsi membuat kurban tahun ini lebih luas pemotongan maupun pendistribusiannya.
 
Di samping itu, ada yang menarik terkait wadah kemasannya yaitu dengan tidak menggunakan kantong plastik melainkan digantikan dengan bongsang dan besek yang beralasakan daun pisang. Ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dengan menerapkan konsep less waste. Dengan begitu akan mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai yang dapat mencemari lingkungan. Di sisi lain, ini juga bisa menjadi salah satu sarana edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk menjaga lingkungan.
 
Tak perlu berlama-lama, langsung saja kita ulas cerita kurban laz al bunyan di bawah ini.
 
Part 1 Kurban LAZ Al Bunyan 
 
 
Hari pertama kurban di laksanakan tepat pada saat hari pertama Idul Adha (10 Dzulhijah) di 3 tempat, Kota Bogor, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis. Untuk pemotongan kurban Bogor dilakukan di pemukimam penduduk sebanyak 1 sapi dan 1 domba yang langsung didistribusikan di hari itu juga kepada lebih dari 300 penerima manfaat.
 
Sementara di Tasik-Ciamis pemotongan kurban di lakukan di Boarding School Ibnu Siena Mulia, Pondok Pesantren Ummul Quro, SDIT Assalam, dan Pondok Agrowisata dengan jumlah hewan kurban 12 sapi dan 1 domba.
 
Part 2 Kurban LAZ Al Bunyan
 
 
Hari kedua kurban dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijah. Dan pemotongan kurban hanya dilaksanakan di Bogor yaitu di SMPIT Al Bunyan Boarding School dengan jumlah 13 sapi.
Menariknya, pencacahan hewan kurban dibantu oleh anak-anak dari SMPIT Al Bunyan. Mereka diikutsertakan dalam kegiatan kurban ini sebagai bentuk edukasi kepada mereka. Sehingga ini bisa menjadi bekal ketika suatu hari nanti mereka terjun langsung dalam pengurusan hewan kurban.
 
Para santri bahu membahu membantu para panitia. Pemandangan yang sangat jarang dilihat, apalagi di masa pandemi seperti ini. Namun, dalam pelaksanaannya baik panitia maupun semua yang ikut membantu tetap menerapkan protokol kesehatan selama proses berlangsung.
 
Selain itu, beberapa MPZ (Mitra Pengelola Zakat) Al Bunyan juga melaksanakan kurban di daerah nya masing-masing. Ada yang di masjid, di pemukiman warga ataupun di wilayah marjinal/pelosok.
 
Beralih kepada pandemi covid, membuat masyarakat di beberapa daerah menjadi lebih sedikit mendapat daging kurban. Sebab lumpuhnya berbagai sektor terutama ekonomi. Sementara itu, LAZ Al Bunyan ingin menjangkau daerah minim kurban tersebut.
 
Untuk mensiasati hal ini, baik di Tasik-Ciamis maupun Bogor, hewan kurban yang sudah dipotong tidak semua langsung didistribusikan. Namun daging kurban dibuat dalam bentuk olahan. Dengan tujuan agar daging kurban akan lebih tahan lama sehingga bisa didistribusikan bukan hanya saat idul adha saja melainkan bisa sepanjang tahun. Dan keinginan Al Bunyan untuk bisa menjangkau daerah minim kurban InsyaAllah akan terwujud.