Pertama Kali Setelah Pandemi, Komunitas MTPOB (Majelis Taklim Perempuan Ojek Online Bersatu) Gelar Kajian Mingguan

Hari ini, tepatnya Jum’at, 12 Maret 2021 Komunitas MTPOB kembali gelar kajian mingguan setelah beberapa bulan sempat vakum akibat pandemi. Dengan mengusung tema “Tetap harmonis di Masa Pandemi”, kajian ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dari para pengemudi ojol.
 
 
Kajian dilaksanakan di LAZ Al Bunyan, rooftop Kafe Studente Yasmin dari pukul 10.00 – 12.00 WIB. Di awali dengan pembacaan surat Al-Kahfi secara bergantian, kemudian di lanjutkan dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh Ustadzah Nur Laela. Acara kajian berlangsung dengan penuh khidmat. Selain itu, peserta kajian bukan hanya ibu-ibu ojol dari Bogor saja, melainkan dari berbagai daerah sekitar seperti dari Cibinong, Depok, bahkan ada juga yang dari Jakarta Pusat. Antusiasme ibu-ibu ini dalam menuntut ilmu sangat patut diacungi jempol. Karena di usia yang sudah tidak lagi muda, tidak menyurutkan semangat bagi mereka untuk tetap menuntut ilmu. Layaknya sebuah hadist “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Tampaknya ibu-ibu ini sedang berusaha merepresentasikan hadist Nabi tersebut. MasyaAllah.
 
 
Di sela-sela pengajian, terdapat beberapa ibu ojol yang bercerita mengenai kehidupan pribadinya. Bahkan ada yang hingga menitikkan air mata, hingga kita yang mendengarnya pun merasa tersentuh. Seperti cerita dari Ibu Dradra berikut yang jauh-jauh datang dari Jakarta Pusat hanya untuk mengikuti taklim ini.
 
 
Beliau bercerita bahwa dirinya seorang single parent dengan usia menginjak kepala enam. Sudah bercerai cukup lama dengan suaminya hingga di usia senja kini beliau masih tetap harus berjuang untuk keluarganya. Ibu Dradra memiliki 4 orang anak. Tiga sudah menikah dan satu lagi masih sekolah madrasah aliyah.
 
Ibu Dradra bercita-cita untuk membuat anak terakhirnya menjadi seorang yang sukses. “Mau kuliahin anak saya yang terakhir supaya bisa jadi orang sukses bisa banggain orang tua”, tuturnya. Untuk mewujudkan harapan itu, Ibu Dradra bekerja keras banting tulang. Selain memang untuk menghidupi keluarganya, harapan inilah yang membuatnya semangat menjalani kehidupannya meski terjerat kesulitan. Apapun pekerjaannya beliau tidak pernah menolak. Seperti mencuci baju di kost, jualan makanan kecil di rumahnya, bahkan menjadi ojol.
 
Dengan penghasilan yang bisa dikatakan jauh dari kata cukup, tak pernah membuat ibu Dradra berputus asa. Berapapun rupiah yang di dapatkan selalu beliau syukuri. Sungguh kisah yang amat inspiratif dan meninggalkan kesan mendalam bagi kita semua.
 
Inilah salah satu tujuan dari Al Bunyan, melalui program rumah kebaikan dalam rangka pemberdayaan ekonomi berharap dapat membantu saudara-saudara kita yang mengalami keterbatasan seperti kisah dari Ibu Dradra tersebut.